Isu Sosial-Politik yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian
Perhatian konsumen Indonesia terhadap isu sosial-politik cukup tinggi, bahkan mempengaruhi mereka dalam mengambil keputusan pembelian.
Mengapa Isu Sosial-Politik Penting?
Perubahan kondisi sosial dan politik merupakan salah satu dari lima pendorong perubahan (5 drivers of change) yang dapat mempengaruhi kondisi bisnis. Program dan kebijakan terkait isu sosial-politik juga sering kali menjadi daya tarik yang memberi nilai khusus bagi suatu brand.
Sehubungan dengan hal tersebut, keputusan pembelian konsumen tidak hanya didasarkan pada kualitas produk atau harga yang ditawarkan, tetapi juga pada kesesuaian brand dengan nilai dan prinsip pribadi konsumen. Kondisi sosial dan politik menjadi faktor penting yang mempengaruhi preferensi. Konsumen semakin sadar akan isu-isu sosial, lingkungan, dan etika. Hal ini tercermin dalam pilihan konsumen terhadap produk dan brand.
Apa Saja Isu Sosial-Politik yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen Indonesia?
MarkPlus telah melaksanakan survey yang melibatkan lebih dari 2.000 responden di kota-kota besar Indonesia. Survey ini mencakup topik terkait tingkat perhatian konsumen Indonesia terhadap isu-isu sosial-politik yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian. Responden diminta untuk memilih seberapa besar tingkat perhatian mereka terhadap isu sosial-politik yang ada; mulai dari “Tidak Peduli Sama Sekali”, “Sedikit Peduli”, “Agak Peduli”, “Cukup Peduli”, serta “Sangat Peduli”. Berikut hasil survei yang menjawab isu sosial-politik apa saja yang memiliki pengaruh cukup tinggi terhadap perilaku pembelian konsumen Indonesia.

Skor Top 2 Boxes Perhatian Konsumen Indonesia terhadap
Isu Sosial-Politik yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian
Berdasarkan survei yang telah kami lakukan, lebih dari separuh konsumen Indonesia memiliki perhatian yang cukup tinggi terhadap isu sosial-politik, meskipun terdapat prioritas perhatian yang berbeda untuk setiap isu sosial politik yang ada. Porsi terbesar, yakni 93,6% menjadikan nilai-nilai agama sebagai perhatian utama yang mempengaruhi keputusan pembelian. Hal tersebut salah satunya tercermin dari perilaku konsumen di Indonesia dengan perhatiannya yang cukup tinggi atas status halal suatu produk atau jasa sebelum benar-benar membeli produk atau jasa tersebut.
Selanjutnya, isu terkait pekerjaan seperti stabilitas pekerjaan serta kelayakan pekerjaan menjadi perhatian yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian dari 92.4% konsumen di Indonesia. Isu terkait pekerjaan dapat meliputi bagaimana brand yang akan mereka pilih memperlakukan pekerjanya serta bagaimana brand dapat mendukung stabilitas dan kelayakan pekerjaan mereka, baik secara emosional maupun fungsional.
Pada posisi ketiga, isu terkait ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi dan inflasi menjadi perhatian yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian dari 89.3% konsumen di Indonesia. Hal ini akan berpengaruh juga terhadap perilaku mereka dalam mengatur keuangan mereka seperti menabung, berinvestasi, dan mengalokasikan budget untuk biaya hidup.
Sementara itu, urusan luar negeri menjadi isu yang tidak memberi pengaruh sebesar isu sosial-politik lainnya dalam perilaku pembelian konsumen Indonesia. Hubungan Indonesia dengan negara lain belum memiliki dampak signifikan terhadap keputusan pembelian produk atau jasa bagi 36,0% konsumen di Indonesia.
Bagaimana Cara Brand Merespon Isu Sosial-Politik yang Berkembang?
Berdasarkan tingkat perhatian masyarakat Indonesia terhadap isu sosial-politik, dapat disimpulkan bahwa brand yang secara terbuka mendukung atau menentang isu politik tertentu bisa mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih, terutama konsumen yang memiliki pandangan kuat terhadap isu tersebut. Brand tidak hanya perlu fokus pada produk, tetapi juga pada komunikasi dan tindakan yang mencerminkan nilai-nilai yang relevan dengan target pasar. Nilai terkait agama, pekerjaan, serta ekonomi menjadi aspek yang paling penting ketika mengkomunikasikan brand Anda; namun tentunya brand perlu memiliki studi yang lebih dalam terkait nilai apa saja yang diekspektasikan target pasarnya. Dalam menghadapi perubahan ini, perusahaan harus bijak dalam merumuskan strategi pemasaran yang responsif terhadap dinamika sosial dan politik untuk tetap relevan dan diminati oleh konsumen.